PASIR

Pasir
Pasir

Pasir 

mulai
Rp. 190.000 - Rp. 300.000 / 

Pasir merupakan material alam paling penting yang harus ada dalam setiap proses pembangunan yang berbentuk butiran dengan besaran yang sudah ditentukan. 

Pasir material alam yang digunakan sebagai bangunan untuk merekatkan semen selain itu pasir juga menjadi bahan utama untuk membuat batako serta batu bata.

Pasir Ex Merapi, Pasir Lokal

Sekilas Pasir

Pasir bisa dikatakan sebagai bahan yang penting karena akan berdampak terhadap kokoh tidaknya sebuah struktur bangunan jika dibanding dengan bahan-bahan yang lainnya. Jika sembarang menggunakan pasir maka akan berakibat fatal seperti munculnya retakan dan kerusakan pada struktur beton dan tembok plesteran.

Dari ukurannya, pasir memiliki partikel atau granula berkisar antara 1/16 mm sampai 2 mm. Berdasarkan ukurannya, pasir dibedakan kedalam tiga jenis yaitu pasir halus (fine sand), pasir pertengahan (medium sand) dan pasir kasar (coarse sand).  Semua jenis pasir tersebut memiliki manfaat masing masing dalam bangunan. Pasir kasar digunakan untuk membangun pilar, pondasi, tanki di bawah tanah, sedangkan untuk pasir medium digunakan sebagai lapisan pertama dari plesteran yang kemudian pasir yang halus sebagai finishing sebelum dilapisi lagi dengan semen.

Berdasarkan sumbernya, pasir di golongkan kedalam tiga jenis yaitu :

  1. Pasir Sungai yang diambil dari dasar sungai
  2. Pasir Manufaktur yang sengaja dibuat dengan cara menghancurkan aggregate menjadi material halus, pasir ini lebih presisi karena kualitas terjamin, tidak memiliki zat organik dan tidak berlumpur.
  3. Pit sand atau pasir dari lubang galian atau pasir galian. Pasir ini diambil dari bawah tanah dan memiliki ukuran yang lebih kasar dan lebih besar, biasanya kurang baik untuk dipakai sebagai bahan konstruksi.

Ada beberapa tips dibawah ini untuk menentukan pasir itu baik sebagai bahan konstruksi:

  1. Kandungan lumpur sebaiknya kurang 3% dari berat atau 12% dari volume.
  2. Pasir terbebas dari kandungan organic.
  3. Pasir tidak mengandung kotoran berbahaya seperti besi, pirit, alkali, garam, batu bara atau kotoran organik lainnya.
  4. Gengam dan kepal pasir di tangan, jika pasir itu menempel dan mengotori tangan seperti mengepal tanah basah maka kualitasnya kurang baik karena pasti banyak kandungan lumpur dan ampas pasirnya. Namun jika dapat dibersihkan dengan hanya  mengepruk- ngepruk kedua tangan maka pasir itu kualitasnya cukup baik.
  5. Ambil segengam pasir lalu masukan kedalam tempat yang sudah diisi air, lalu lihat jika pasir tersebut cepat terurai maka kualitasnya kurang baik, sebaliknya jiga tidak mudah terurai berarti pasir tersebut berkualitas baik.

Berada di dalam syarat ambang batas gradasi pasir yang baik, menurut SNI S-04-1998-F:28, ciri-ciri pasir yang bermutu baik di antaranya :

  • Butirannya tajam dan keras dengan indeks kekerasan kurang dari 2,2.
  • Bersifat kekal. Hancur maksimum 12% saat diuji dengan Natrium Sulfat dan hancur maksimum 10% saat diuji dengan Magnesium Sulfat.
  • Tidak mengandung lumpur lebih dari 5%. Bisa dilakukan proses pencucian untuk mengurangi kadar lumpur.
  • Tidak mengandung bahan organik dalam jumlah yang terlalu banyak. Dibuktikan menggunakan percobaan warna dari Abrans-Harder dengan larutan jenuh NaOH 3%.
  • Tingkat modulus kehalusannya berkisar antara 1,5-3,8 serta terdiri atas butiran yang beraneka ragam.
  • Beton dengan tingkat keawetan yang tinggi mempunyai reaksi yang negatif terhadap alkali.
  • Bukan pasir laut kecuali dengan petunjuk Lembaga Pemerintahan Bahan Bangunan yang berwenang.

Apa yang terjadi jika kita menggunakan pasir yang berkualitas kurang baik:

  • Penggunaan semen akan lebih boros.
  • Dinding tembok akan cepat terkelupas akibat lemahnya ikatan plesteran dan bata.
  • Dinding akan mudah lembab karena air tanah akan cepat naik.
  • Plesteran akan menggelembung dan mudah jatuh karena pori pori plesteran lebih besar sehingga udara cepat masuk.
  • Dinding tidak akan bertahan lama dan mudah roboh.
  • Biaya pemeliharaan dan perbaikan lebih tinggi dan mahal akibat kerusakan-kerusakan teresebut.
  • Agregat halus untuk plesteran dan spesi terapan wajib memenuhi persyaratan pasir pasangan.